Archive for February, 2012

note5 : Life isn’t static


Life isn’t static. Many things change everyday. Nevertheless we realize it or not everything become different everyday. Everything is variable that change toward time. Because, really we are living in the stream of the time. One day it may be possible for us to get happiness, but on the other day it may be possible for us to get sorrowfulness too.  Sorrowfulness, happiness, success, and failure are able to come close to us everyday. Some feeling comes approach us and some feeling leaves us occasionally.

The alteration of feeling should make us think that it will always be ok. Cause if we cry now, tomorrow we will be glad and smile to the world and vice versa. Because life isn’t static.  The condition will always be ok as long we look everything positively.

            Someone said to me that if failure were the sun and problem were the rain, then try to look it from every angle of view till you could see the beauty of rainbow.

note4 : Friday at 5th Semester


Kita tahu bahwa semua materi apa pun di semesta ini berpaut pada waktu. Semua materi di alam ini berubah setiap saatnya. Hal tersebut berlaku untuk setiap materi yang berada dalam semesta ini (kecuali cahaya, menurut para ahli). Waktu terus berjalan dengan tetapnya (menurut pengamat yang tetap berada di kerangka tertentu) meninggalkan apa pun yang berada di dalamnya. Pokoknya yang gue ingin katakan yaitu kita itu hidup di dalam arus waktu.
Kenyataan bahwa kita hidup di arus waktu begitu terasa pada hari jumat di semester 5 gue. Pukul 7 pagi gue harus berada dalam suatu gedung di kampus gue yang letaknya cukup jauh dari tempat tinggal gue tanpa telat 1 menit pun. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai duduk di kelas lantai 5 dalam gedung itu dengan laju maksimal gue adalah 13 menit. 13 menit benar-bernar menjadi waktu terkecil yang gue butuhkan ‘tuk sampai di kelas tersebut dan tidak bisa lebih berkurang lagi bahkan 30 detik pun. Pada saat itu 13 menit sebelum pukul 7 begitu terasa berharga bagi gue untuk berangkat. Jika telat 1 menit pun, waktu dengan tenang dan teganya pada gue terus berjalan meninggalkan gue. Waktu tidak akan menunggu kita 1 detik pun. Saat hal itu terjadi bukannya waktu yang akan menunggu, namun sang dosen dengan senyuman pahitnya.
Sementara sore harinya pukul 15.30, gue harus berada pada suatu kelas di lantai 3 dalam gedung lain dan itu pun harus tanpa telat 1 menit pun. Kali ini gue butuh waktu hanya 5 menit dari posisi terakhir gue sebelum gue bergerak / berangkat ke kelas tersebut. Posisi terakhir gue adalah tempat tinggal teman gue, di tempat itu sebelum pukul 15.30 gue harus bertemu dan membantu sedikit permasalahan dalam belajar fisika empat orang siswa SMA berisik. Hal yang bikin gue khawatir adalah kadang mereka meributkan hal-hal sepele hingga membuat kegiatan itu tidak dapat diakhiri 5 menit sebelum setengah 4 sore. Saat hal itu terjadi sang dosen yang berada dalam kelas itu akan menyambut dengan sindiran yang tidak menyenangkan hati.
Di suatu jumat keempat anak SMA tersebut memaksa gue berangkat ke kampus lebih awal dari biasanya. Walaupun kegiatan tersebut belum selesai mereka tetap memaksa gue berangkat pada 15.15. Begitu sampai di kelas, sekarang gue merasakan menunggu mengalirnya waktu hingga 15.30 melintasi gue. Begitu terasa perbedaan dengan jumat-jumat sebelumnya, yang biasanya gue mengejar waktu masuk dengan laju maksimal gue pada saat itu gue yang menunggu waktu masuk bergerak melintasi gue. Hal ini lah yang membuat gue merasakan bahwa kita benar-benar berada dalam arus waktu.
The fact that we live at the time stream should make us to appreciate the worth of time.